Email Address

info@royalole2.com

Our Location

Jl. Ir. Soekarno No.112 Kota Batu

Pesona Kue Basah: Warisan Rasa dari Pasar Tradisional Indonesia

kue basah

Sumber foto by: https://images.app.goo.gl/6FUCFUVWbtPzU8kC7

Di tengah modernisasi dan globalisasi kuliner, jajanan tradisional Indonesia tetap menunjukkan pesonanya, terutama kue basah yang biasa dijumpai di pasar-pasar tradisional. Kue basah bukan hanya soal rasa, tapi juga tentang warisan budaya, keragaman bahan lokal, dan kenangan masa kecil. Dari klepon yang kenyal dan manis, hingga nagasari yang lembut dan harum daun pisang, setiap kue basah menyimpan cerita dan identitas kuliner Nusantara.

Sumber foto by: https://images.app.goo.gl/gk5Do77u3wkqFauv7

Apa Itu Kue Basah?

Kue basah adalah sebutan untuk jajanan tradisional Indonesia yang biasanya memiliki tekstur lembut, empuk, atau kenyal, dan mengandung kadar air yang cukup tinggi, sehingga tidak tahan lama. Karena karakteristiknya tersebut, kue basah umumnya dikonsumsi dalam waktu singkat setelah diproduksi.

Berbeda dengan kue kering yang bisa bertahan berhari-hari atau berminggu-minggu, kue basah biasanya hanya tahan 1-2 hari. Itulah mengapa kue ini banyak dijual di pagi atau sore hari, dan sering kali menjadi pilihan untuk sarapan ringan, camilan, hingga sajian acara-acara adat.

Sumber foto by: https://images.app.goo.gl/n5xtPdX3mP4qe41o7

Ragam Kue Basah yang Populer di Pasar Tradisional

Pasar tradisional Indonesia adalah surga bagi pecinta kuliner otentik. Deretan meja dan nampan yang dipenuhi aneka kue warna-warni selalu menggoda siapa saja yang melintas. Berikut beberapa jenis kue basah yang paling populer dan hampir selalu ada di pasar tradisional:

1. Klepon

Kue bulat kecil berwarna hijau ini terbuat dari tepung ketan dan berisi gula merah cair di dalamnya. Saat digigit, gula merah meleleh dan berpadu dengan parutan kelapa yang membalut permukaannya. Klepon menjadi simbol rasa manis alami dan kelezatan sederhana yang tidak pernah lekang oleh waktu.

Sumber foto by: https://images.app.goo.gl/hpZg93XbMKEMR2wr5

2. Lemper

Dibuat dari ketan kukus yang diisi abon ayam atau daging, kemudian dibungkus dengan daun pisang. Lemper memiliki aroma khas yang berasal dari daun pisang dan rasa gurih dari isiannya. Kue ini sering disajikan dalam acara resmi maupun sebagai kudapan sehari-hari.

Sumber foto by: https://images.app.goo.gl/mcLUnUBY8dVrTDsM6

3. Nagasari

Kue ini biasanya berbentuk lonjong atau persegi panjang dan dibungkus daun pisang. Terbuat dari campuran tepung beras dan santan, kemudian diisi dengan potongan pisang di tengahnya. Teksturnya lembut, legit, dan harum.

Sumber foto by: https://images.app.goo.gl/DupuT8P3cbfswHNMA

4. Kue Lapis

Kue yang terkenal dengan lapisan warna-warni ini dibuat dari campuran tepung beras, tepung tapioka, dan santan. Rasanya manis dan teksturnya kenyal. Salah satu hal menarik dari kue lapis adalah cara memakannya: sebagian orang suka mengupasnya lapis demi lapis, memberi pengalaman makan yang unik.

Sumber foto by: https://images.app.goo.gl/cxwZ9XGdZjpHkgP16

5. Wajik

Terbuat dari ketan dan gula merah, wajik dimasak hingga lengket dan manis, kemudian dipotong berbentuk belah ketupat. Rasanya manis legit dan sering disajikan dalam upacara adat atau hari besar.

Sumber foto by: https://images.app.goo.gl/H7FvML9ZdHAMepLZA

6. Getuk

Dibuat dari singkong yang dihaluskan dan dicampur gula, lalu dibentuk dan diberi pewarna makanan alami. Getuk biasanya disajikan dengan taburan kelapa parut.

Sumber foto by: https://images.app.goo.gl/uqpBFhAJ2CntFTnX7

7. Dadar Gulung

Kulitnya terbuat dari adonan tepung dan santan yang dimasak seperti dadar tipis, lalu diisi unti kelapa (kelapa parut yang dimasak dengan gula merah). Rasanya manis dan gurih, serta memiliki aroma pandan yang khas.

Sumber foto by: https://images.app.goo.gl/vbCN6jx87Tn84iYn9

Nilai Budaya dan Tradisi

Kue basah tidak hanya sebatas makanan ringan. Dalam budaya Indonesia, kue basah sering kali memiliki makna simbolis dan digunakan dalam berbagai ritual atau tradisi. Misalnya:

  • Tumpeng dan syukuran: Kue seperti wajik, lemper, dan nagasari sering menjadi pelengkap tumpeng dalam acara syukuran atau selamatan.
  • Acara pernikahan dan khitanan: Kue-kue ini disajikan dalam bentuk tampah atau besek sebagai suguhan tamu.
  • Upacara adat: Di beberapa daerah, jenis kue tertentu memiliki nilai simbolik, seperti keberkahan atau harapan hidup manis.

Dengan kata lain, kue basah adalah bagian dari identitas budaya yang diwariskan turun-temurun.

Kue Basah dan UMKM

Banyak penjual kue basah di pasar tradisional merupakan pelaku usaha mikro dan rumahan yang telah menjalankan usahanya bertahun-tahun. Mereka mengolah sendiri kue dari dapur rumah, menggunakan resep keluarga yang sudah diwariskan dari generasi ke generasi.

Sumber foto by: https://images.app.goo.gl/opvYVRCiHLhnnqUXA

Keberadaan kue basah juga sangat erat dengan ekonomi lokal. Bahan-bahan utamanya seperti tepung beras, santan, kelapa, pisang, dan gula kelapa semuanya didapat dari petani lokal. Dengan begitu, industri kue basah mendukung mata rantai ekonomi kerakyatan yang sehat dan berkelanjutan.

Tantangan di Era Modern

Meskipun tetap populer, kue basah menghadapi tantangan yang tidak sedikit di era modern ini. Salah satu tantangan utama adalah dari segi daya tahan. Karena tidak memakai pengawet dan memiliki kadar air tinggi, kue basah tidak bisa bertahan lama, sehingga sulit dipasarkan secara luas atau dijual online dalam skala besar.

Selain itu, perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih praktis dan cepat membuat kue basah kalah pamor dibandingkan camilan instan atau makanan cepat saji. Belum lagi persepsi bahwa kue basah “jadul” dan kurang menarik bagi generasi muda yang lebih akrab dengan cake dan pastry ala Barat.

Namun demikian, ada juga kabar baik: semakin banyak usaha kreatif yang mengangkat kue basah ke panggung yang lebih modern. Beberapa UMKM dan start-up kuliner kini memodifikasi kue basah dengan bentuk lebih cantik, kemasan menarik, dan penjualan melalui platform digital. Bahkan beberapa hotel dan restoran bintang lima juga mulai menyajikan kue basah sebagai bagian dari menu prasmanan atau afternoon tea, mengangkat citra kue ini ke tingkat premium.

Kembali ke Pasar Tradisional

Meski zaman terus berubah, pasar tradisional tetap menjadi tempat terbaik untuk menemukan kue basah otentik. Tidak ada yang bisa menandingi sensasi berkeliling pasar di pagi hari, mencium aroma kue yang baru matang, memilih langsung dari nampan berwarna-warni, dan berbincang dengan ibu-ibu penjual yang ramah.

Pasar bukan hanya tempat jual beli, tapi juga tempat bertemunya budaya, tradisi, dan rasa. Setiap kue yang dibeli di pasar tradisional bukan hanya makanan, tapi juga dukungan terhadap warisan lokal dan ekonomi rakyat.

Sumber foto by: https://images.app.goo.gl/SGDJtf7me1RoAhHWA

Penutup

Kue basah adalah simbol dari kekayaan kuliner Indonesia yang tidak hanya lezat, tetapi juga sarat makna dan nilai sejarah. Keberadaannya di pasar tradisional menjadi pengingat akan pentingnya menjaga warisan kuliner yang telah membentuk identitas bangsa ini.

Sumber foto by: https://images.app.goo.gl/GVtN4GWEr8mWxc6f8

Meskipun menghadapi tantangan zaman, kue basah tetap bertahan berkat cita rasa yang tak tergantikan dan nilai budaya yang melekat. Kini saatnya kita memberi ruang lebih besar untuk kue basah agar tidak sekadar bertahan, tapi juga berkembang dan berinovasi. Baik dengan membeli langsung di pasar, mendukung UMKM lokal, atau mengenalkannya ke generasi muda, kita semua bisa berkontribusi menjaga kue basah tetap hidup dan dicintai sepanjang masa.

Inilah artikel singkat tentang Kue Basah. Kalian bisa baca artikel ini sambil ditemani cemilan favorit kamu dan kamu bisa cari cemilan lengkap di royal ole2 lohh!!

Tunggu apa lagi? Yuk, ajak bestie atau keluarga kamu ke Royal ole2 untuk berbelanja oleh-oleh,tersedia 2000 varian oleh oleh didalam nya.

Cari produk oleh oleh lainya cuma di Royal Ole2

Jangan lewatkan update royalole2 di Instagram Royal Ole2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *