
Sumber foto by: https://images.app.goo.gl/Ud77XW2HojHyptod9
Gunung Krakatau adalah salah satu gunung berapi paling legendaris di dunia yang terletak di Selat Sunda, antara Pulau Jawa dan Sumatra. Sejak zaman dahulu, wilayah ini memang dikenal aktif secara geologis karena berada di jalur Cincin Api Pasifik. Sebelum dikenal karena letusan dahsyatnya, Krakatau sudah beberapa kali menunjukkan aktivitas vulkanik, bahkan disebutkan dalam naskah kuno Jawa sebagai gunung yang pernah meletus dan menghancurkan wilayah sekitarnya pada masa lampau, meskipun catatan tersebut masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan.
Letusan Krakatau yang paling terkenal terjadi pada akhir abad ke-19. Letusan ini menjadi salah satu bencana alam terdahsyat yang pernah tercatat dalam sejarah manusia. Ledakan yang terjadi begitu dahsyat hingga terdengar ribuan kilometer jauhnya, dan menghasilkan tsunami raksasa yang menyapu wilayah pesisir di sekitar Selat Sunda. Abu vulkaniknya menyebar ke seluruh dunia, menyebabkan langit berwarna kemerahan selama berminggu-minggu dan memengaruhi suhu global. Letusan ini tidak hanya mengubah lanskap fisik Krakatau—menghancurkan sebagian besar pulau utamanya—tapi juga meninggalkan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan yang sangat besar.
Beberapa dekade setelah letusan besar itu, muncul sebuah pulau kecil di tengah kaldera bekas letusan, yang kemudian dikenal dengan nama Anak Krakatau. Pulau ini perlahan tumbuh seiring dengan aktivitas vulkanik yang terus berlangsung. Sejak kemunculannya, Anak Krakatau telah mengalami banyak erupsi kecil hingga sedang, dan terus berkembang seiring waktu. Salah satu peristiwa besar yang terjadi di masa modern adalah letusan yang menyebabkan longsoran tubuh gunung ke laut, memicu tsunami yang menghantam pesisir dengan kerusakan besar dan korban jiwa.
Hingga hari ini, Anak Krakatau masih aktif dan dipantau secara ketat oleh para ahli vulkanologi. Gunung ini menjadi objek penelitian penting dan juga simbol dari bagaimana alam terus berubah. Selain itu, Krakatau juga menjadi pengingat bahwa kekuatan alam bisa sangat dahsyat, dan penting bagi manusia untuk selalu siap siaga menghadapi potensi bencana.
Letusan Dahsyat Krakatau 1883: Bencana Alam yang Mengguncang Dunia
Pendahuluan
- Perkenalan singkat tentang Gunung Krakatau dan letaknya di Selat Sunda.
- Penegasan bahwa letusan tahun 1883 merupakan salah satu letusan gunung berapi paling dahsyat dalam sejarah modern.
Latar Belakang Gunung Krakatau
- Sejarah pembentukan Krakatau.
- Aktivitas vulkanik sebelum tahun 1883.
- Posisi strategis di antara pulau Jawa dan Sumatra.
Letusan 1883: Kronologi Kejadian
- Dimulai dari aktivitas awal di bulan Mei.
- Letusan utama pada 26-27 Agustus 1883.
- Suara letusan terdengar hingga lebih dari 4.800 km (sampai Australia dan Pulau Rodrigues di Samudra Hindia).
- Tsunami raksasa yang menyusul dan menghancurkan wilayah pesisir.
Dampak yang Ditimbulkan
- Korban jiwa (diperkirakan lebih dari 36.000 orang).
- Kerusakan lingkungan dan kota-kota pesisir.
- Abu vulkanik yang menyelimuti atmosfer dan menyebabkan perubahan iklim global sementara.
- Efek pada suhu bumi dan fenomena matahari terbenam berwarna merah selama berbulan-bulan.
Dampak Global dan Ilmiah
- Bagaimana dunia internasional merespons saat itu.
- Awal dari pengembangan studi vulkanologi modern.
- Krakatau menjadi bahan studi berbagai ilmuwan hingga kini.
Krakatau Hari Ini
- Munculnya Anak Krakatau pada tahun 1927.
- Aktivitas vulkanik terbaru dan pemantauan oleh Badan Geologi.
- Statusnya sebagai kawasan konservasi dan objek wisata edukatif.
kenapa letusan Gunung Krakatau 1883 bisa jadi suara paling keras yang pernah tercatat dalam sejarah manusia?
1. Skala Letusannya Sangat Besar (VEI 6)
Letusan Krakatau masuk kategori VEI 6 (Volcanic Explosivity Index), artinya:
- Ledakan sangat eksplosif, melemparkan sekitar 20 km³ material ke udara.
- Sebagai perbandingan: letusan ini setara dengan 200 megaton TNT—kira-kira 13.000 kali bom Hiroshima.
2. Suaranya Terdengar Hingga 4.800 km
Suara letusan terdengar:
- Di Perth, Australia (sekitar 3.500 km).
- Di Pulau Rodrigues di Samudra Hindia (sekitar 4.800 km!). Orang-orang di sana pikir itu suara tembakan meriam dari kapal perang
3. Faktor Geografis & Laut
- Letusan terjadi di laut, dan tekanan gas besar dari magma superpanas dilepaskan secara tiba-tiba ke udara dan laut.
- Interaksi antara magma dan air laut menciptakan ledakan freatomagmatik — ini bikin suara jauh lebih keras karena:
- Ledakan uap (steam explosion) sangat kuat.
- Air mendadak berubah jadi uap dengan volume besar, bikin tekanan meningkat drastis.
4. Awan Suara Supersonik (Shock Wave)
- Letusannya menciptakan gelombang kejut (shock wave) yang mengelilingi Bumi sebanyak 7 kali!
- Tekanan udara akibat ledakan ini terekam pada alat barometer di seluruh dunia, bahkan di Eropa dan Amerika.
5. Atmosfer & Propagasi Suara
- Lapisan atmosfer pada waktu itu sangat mendukung penyebaran suara jarak jauh.
- Suara bisa merambat sangat jauh karena tidak langsung teredam oleh angin atau penghalang daratan (karena terjadi di laut terbuka).
Kesimpulannya:
Letusan Krakatau jadi suara paling keras karena gabungan dari kekuatan letusannya, lokasi geografis di laut, tekanan gas yang sangat tinggi, dan kondisi atmosfer yang mendukung. Ini semua bikin suara letusan bisa terdengar sampai ribuan kilometer.
Gunung Krakatau masih ada dan masih aktif sampai sekarang!
Tapi… yang meletus besar di tahun 1883 itu udah nggak ada lagi dalam bentuk aslinya — karena letusan dahsyat itu menghancurkan hampir seluruh tubuh Krakatau lama dan menyisakan kaldera (lubang besar bekas letusan) di dasar laut.
Lalu muncul “Anak Krakatau”
Pada tahun 1927, sekitar 44 tahun setelah letusan besar, Anak Krakatau mulai muncul dari laut di tempat bekas kaldera Krakatau lama.
Sejak saat itu, Anak Krakatau terus tumbuh setiap tahun karena aktivitas vulkanik yang masih aktif banget.
Fakta Tentang Anak Krakatau (Sekarang)
- Lokasi: Selat Sunda, antara Pulau Jawa dan Sumatra.
- Status: Masih aktif secara vulkanik dan diawasi ketat oleh PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi).
- Letusan Terakhir: Anak Krakatau masih sering meletus! Salah satu letusan besar terakhir terjadi pada 2018, yang menyebabkan tsunami di Selat Sunda (menerjang Banten dan Lampung).
- Tinggi Gunung: Tingginya berubah-ubah, sebelum letusan 2018 sekitar 338 meter, tapi setelah letusan menurun drastis jadi sekitar 110 meter.
Bisa Dikunjungi?
Bisa! Tapi harus ada izin dan biasanya bareng pemandu atau ekspedisi ilmiah. Kawasan Krakatau termasuk dalam cagar alam laut dan darat, jadi dijaga juga dari sisi konservasi.
Intinya:
Krakatau masih ada — dalam bentuk Anak Krakatau, dan dia masih aktif hingga hari ini.
apa yang terjadi ketika tiba-tiba Anak Krakatau meletus?
Jadi masih terus dipantau karena potensi bahayanya juga tinggi.
Jawabannya bisa beda-beda tergantung besarnya letusan, tapi berikut ini skenario umum yang bisa terjadi saat Anak Krakatau tiba-tiba meletus:1. Letusan Eksplosif (Lontaran Abu & Material Vulkanik)
Saat meletus, gunung ini bisa mengeluarkan:
Asap dan abu vulkanik tebal setinggi ratusan hingga ribuan meter ke langit.
Lava pijar, batuan panas (piroklastik), dan lontaran material dari kawah.
Awan panas (pyroclastic flow), kalau letusannya sangat besar dan eksplosif.
Dampak:
Gangguan penerbangan (karena abu di udara berbahaya buat mesin pesawat).
Gangguan kesehatan (ISPA, mata perih, kulit iritasi).
Langit jadi gelap di siang hari karena tertutup abu.2. Potensi Tsunami (Kalau Letusan Menyebabkan Longsor)
Ini yang terjadi tahun 2018:
Letusan menyebabkan sebagian tubuh Anak Krakatau longsor ke laut, dan memicu tsunami tanpa peringatan.
Tsunami menyapu wilayah pesisir Banten dan Lampung, menewaskan lebih dari 400 orang.
Jadi, kalau Anak Krakatau meletus dan terjadi pergeseran massa besar ke laut, bisa banget menyebabkan tsunami mendadak.3. Getaran & Suara Ledakan
Letusan bisa disertai suara menggelegar yang terdengar puluhan kilometer jauhnya.
Ada juga guncangan seperti gempa lokal, tergantung besarnya tekanan gas dan material yang keluar.4. Hujan Abu di Wilayah Sekitar
Abu bisa menyebar hingga ke kota-kota di sekitar Selat Sunda seperti:
Lampung
Serang
Cilegon
Bahkan bisa terasa hingga Jakarta (kalau arah angin mendukung)5. Peringatan Dini & Evakuasi
Biasanya Badan Vulkanologi (PVMBG) akan:
Naikkan status gunung (dari Waspada → Siaga → Awas).
Kirim peringatan ke BNPB, BMKG, dan masyarakat.
Kadang ada penutupan jalur wisata dan evakuasi warga sekitar pulau terdekat.Kesimpulannya:
Ketika Anak Krakatau meletus, yang terjadi bisa berupa letusan eksplosif, hujan abu, tsunami jika longsor ke laut, dan gangguan aktivitas manusia di wilayah sekitar.
Itulah kenapa gunung ini terus dipantau 24 jam oleh sistem monitoring vulkanologi.
Anak Krakatau sampai sekarang masih tergolong berbahaya, meskipun tingkat bahayanya bisa berubah-ubah tergantung aktivitasnya. Gunung ini termasuk gunung berapi aktif, artinya dia masih bisa meletus kapan saja.
Kenapa masih dianggap berbahaya?
1. Masih sering meletus
Anak Krakatau tercatat mengalami letusan hampir setiap tahun, meski sebagian kecil bersifat ringan. Tapi, seperti yang terjadi di masa lalu, letusan kecil bisa tiba-tiba berubah jadi besar jika tekanan gas dan magma di dalamnya meningkat drastis.
2. Risiko longsor ke laut
Karena letaknya di tengah laut, kalau sebagian tubuh gunung longsor (seperti yang terjadi di tahun 2018), bisa memicu tsunami secara mendadak—bahkan tanpa gempa sebagai peringatan.
3. Dekat dengan wilayah padat penduduk
Letaknya yang berada di antara Jawa dan Sumatra bikin letusan atau tsunami dari gunung ini bisa langsung berdampak ke kota-kota pesisir seperti Lampung, Serang, Cilegon, atau bahkan Anyer.
4. Aktivitas sulit diprediksi
Meskipun sudah ada teknologi pemantauan 24 jam, kadang aktivitas vulkanik bisa berubah cepat, jadi tetap butuh kewaspadaan tinggi.
Tapi tenang juga, ya…
Pemerintah melalui PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) terus memantau Krakatau secara real-time. Mereka punya sistem yang akan memberikan peringatan kalau status gunung naik atau berpotensi bahaya, misalnya dengan menaikkan status dari Waspada ke Siaga atau Awas.
Jadi, masih bahaya?
Iya, masih. Tapi bahayanya bisa dikendalikan kalau masyarakat sekitar waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.
Kalau kamu tinggal di daerah dekat Selat Sunda, penting banget buat tahu jalur evakuasi dan selalu update informasi dari BMKG atau PVMBG.
Tunggu apa lagi? Yuk, ajak bestie atau keluarga kamu ke Royal ole2 untuk berbelanja oleh-oleh,tersedia 2000 varian oleh oleh didalam nya.
Cari produk oleh oleh lainya cuma di Royal Ole2
Jangan lewatkan update royalole2 di Instagram Royal Ole2