Di balik setiap gigitan dimsum, tersembunyi sejarah panjang, keahlian kuliner, dan budaya yang kaya. Dimsum, yang secara harfiah berarti “menyentuh hati” dalam bahasa Kanton, bukanlah sekadar makanan. Ia adalah serangkaian hidangan pembuka berukuran kecil yang biasanya disajikan bersama teh, menjadi ritual sosial dan kuliner yang digemari di seluruh dunia. Dari siomay yang lembut hingga hakau yang transparan, dimsum adalah bukti bahwa kelezatan sejati seringkali datang dalam porsi kecil yang sempurna.
Apa Itu Dimsum?

Dimsum adalah istilah umum untuk berbagai macam hidangan kecil dan ringan ala Tiongkok, baik gurih maupun manis, yang disajikan dalam keranjang kukusan bambu atau piring kecil. Tradisi menyantap dimsum dikenal sebagai yum cha (飲茶), yang berarti “minum teh.” Ritual ini biasanya dilakukan saat sarapan atau makan siang, di mana keluarga dan teman berkumpul untuk menikmati hidangan dan teh.
Ciri Khas Dimsum:
- Porsi Kecil: Setiap hidangan biasanya terdiri dari 2-4 buah, ideal untuk dibagikan.
- Beragam Varian: Ada ratusan jenis dimsum, mulai dari yang dikukus, digoreng, hingga dipanggang.
- Disajikan Bersama Teh: Teh menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman yum cha, membantu membersihkan langit-langit mulut dan membantu pencernaan.
Sejarah Dimsum: Dari Rumah Teh Kuno ke Restoran Modern

Kisah dimsum berawal dari Jalur Sutra di Tiongkok selatan, di mana para pedagang dan pelancong seringkali beristirahat di kedai teh di pinggir jalan. Awalnya, kedai teh hanya menyajikan teh, tetapi kemudian mereka mulai menawarkan camilan-camilan ringan untuk menemani teh. Camilan ini disebut “dimsum.”
- Dinasti Qing (1644-1912): Tradisi dimsum semakin berkembang di Provinsi Guangdong. Para petani yang bekerja di ladang teh sering berkumpul di kedai teh lokal untuk sarapan ringan sebelum pergi bekerja. Makanan kecil ini membantu mereka bertahan hingga makan siang.
- Periode Awal Abad ke-20: Dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi di kota-kota seperti Guangzhou dan Hong Kong, tradisi yum cha menjadi lebih populer. Restoran-restoran besar mulai menawarkan dimsum, menyajikannya dengan cara yang lebih formal dan dalam berbagai varian. Para koki memamerkan keahlian mereka dengan menciptakan dimsum yang semakin rumit dan lezat.
- Globalisasi: Pada abad ke-20 dan 21, dimsum menyebar ke seluruh dunia melalui diaspora Tiongkok, terutama dari Hong Kong dan Guangdong. Restoran dimsum kini dapat ditemukan di kota-kota besar, dari San Francisco hingga London dan Jakarta, menjadi bagian tak terpisahkan dari kancah kuliner internasional.
Varian Dimsum yang Paling Populer

Source: https://www.orami.co.id/magazine/resep-dimsum
Ada ratusan jenis dimsum, tetapi beberapa di antaranya menjadi favorit universal:
- Siomay (Shumai): Salah satu dimsum yang paling ikonik. Siomay adalah dumpling terbuka yang diisi dengan campuran daging babi, udang, jamur, dan bahan lainnya. Bagian atasnya sering dihiasi dengan telur ikan atau wortel parut. Teksturnya padat namun lembut.
- Hakau (Har Gow): Dumpling yang terkenal dengan kulitnya yang transparan dan kenyal, terbuat dari tepung tapioka dan tepung gandum. Isiannya adalah udang utuh yang bumbui, seringkali dengan lemak babi untuk menambah rasa dan tekstur. Hakau yang sempurna harus memiliki kulit yang tipis dan tembus pandang, tetapi cukup kuat untuk menampung isian.
- Bakpao (Cha Siu Bao): Roti kukus yang lembut dan empuk dengan isian daging babi panggang (cha siu) yang manis dan gurih. Bakpao ini bisa memiliki permukaan yang halus dan putih atau yang atasnya pecah-pecah, menunjukkan adonan yang mengembang sempurna.
- Lumpia Kulit Tahu (Fu Pei Juan): Daging cincang dan sayuran yang dibungkus dengan kulit tahu kering, kemudian dikukus atau digoreng. Versi gorengnya memiliki tekstur renyah yang kontras dengan isiannya yang lembut.
- Pangsit Udang Mayones (Siu Mai): Mirip dengan siomay, tetapi isiannya adalah udang yang disajikan dengan mayones dan digoreng hingga renyah.
- Kaki Ayam (Feng Zhua): Ceker ayam yang digoreng, direbus, dan direndam dalam saus kacang hitam yang kental dan pedas. Rasanya unik dan teksturnya sangat lembut, hampir meleleh di mulut.
- Pangsit Goreng (Wonton): Adonan pangsit yang diisi daging atau udang, lalu digoreng hingga renyah.
- Lobak Goreng (Luo Bo Gao): Kue gurih yang terbuat dari parutan lobak putih dan tepung beras, seringkali dicampur dengan udang kering atau sosis.
Ritual Menyantap Dimsum: Seni Yum Cha
Menikmati dimsum adalah sebuah pengalaman yang penuh dengan etiket dan tradisi:
- Pilihan Teh: Teh adalah bagian terpenting. Biasanya disajikan teh panas seperti Oolong, Pu-erh, atau teh krisan. Teh ini diyakini membantu memotong rasa lemak dari hidangan dimsum.
- Memesan: Di restoran dimsum tradisional, dimsum dibawa dengan gerobak dorong oleh pelayan, yang berkeliling dari meja ke meja. Pelanggan cukup menunjuk hidangan yang mereka inginkan. Di restoran modern, pesanan seringkali dilakukan dari menu.
- Berbagi: Dimsum dirancang untuk dibagikan. Memesan berbagai macam hidangan dan menikmatinya bersama adalah inti dari pengalaman yum cha.
- Sikap Sopan Santun: Ada beberapa etiket dasar, seperti menuangkan teh untuk orang lain sebelum menuangkan untuk diri sendiri, dan mengetuk jari di meja sebagai ucapan terima kasih saat teh dituang (kòutóu).
Kesimpulan
Dimsum adalah bukti nyata bahwa kelezatan bisa datang dalam porsi kecil yang penuh detail. Dari sejarahnya sebagai camilan bagi pedagang di Jalur Sutra hingga menjadi fenomena kuliner global, dimsum adalah perpaduan harmonis antara rasa, tekstur, dan tradisi. Setiap keranjang bambu yang terbuka, setiap gigitan siomay yang lembut, dan setiap cangkir teh yang hangat membawa cerita panjang tentang budaya, persahabatan, dan kenikmatan hidup. Dimsum bukan sekadar makanan, melainkan undangan untuk berbagi, bersosialisasi, dan menyentuh hati—satu gigitan dalam satu waktu.
Tunggu apa lagi? Yuk, ajak bestie atau keluarga kamu ke Royal ole2 untuk berbelanja oleh-oleh,tersedia 2000 varian oleh oleh didalam nya.
Cari produk oleh oleh lainya cuma di Royal Ole2
Jangan lewatkan update royalole2 di Instagram Royal Ole2