
Sumber foto by: https://id.pinterest.com/pin/55239532923558808/
Pernikahan adalah sebuah perikatan sah antara dua individu yang umumnya dilakukan dengan tujuan membentuk suatu hubungan keluarga yang resmi, di mana kedua pihak sepakat untuk saling menjaga, mendukung, dan menjalani kehidupan bersama. Dalam banyak budaya dan agama, pernikahan dianggap sebagai suatu ikatan yang sakral dan penuh tanggung jawab, serta menjadi bagian penting dalam struktur sosial dan budaya masyarakat.
1. Pernikahan Adat Jawa

Sumber foto by: https://id.pinterest.com/pin/7881368092127917/
Jenis: Pernikahan Simbolis & Filosofis
- Fokus pada tata krama dan simbol, seperti siraman, midodareni, dan panggih.
- Banyak makna tersembunyi, seperti filosofi pertemuan Joko Tarub dan Nawangwulan dalam prosesi panggih.
- Mengutamakan keseimbangan, harmoni, dan restu leluhur.
Makna Filosofis dalam Pernikahan Jawa
Dalam budaya Jawa, pernikahan dianggap sebagai perjalanan spiritual dan sosial. Setiap tahap mengandung harapan akan kehidupan rumah tangga yang harmonis, rukun, dan langgeng. Nilai-nilai seperti kesabaran, kesetiaan, dan keharmonisan menjadi dasar utama.
Rangkaian Prosesi Pernikahan Adat Jawa
1. Nyantri / Pingitan
- Calon pengantin perempuan “dipingit” beberapa hari sebelum hari pernikahan.
- Tujuannya agar calon pengantin bisa menenangkan diri dan mempersiapkan batin.
2. Siraman
- Ritual memandikan calon pengantin oleh orang tua dan kerabat.
- Melambangkan penyucian diri sebelum memasuki babak baru kehidupan.
3. Midodareni
- Dilakukan malam sebelum akad nikah.
- Diyakini malam itu para “bidadari” turun ke bumi, membawa aura kecantikan dan keberkahan.
- Calon pengantin perempuan didampingi keluarga dan tidak boleh bertemu calon suami.
4. Ijab Qabul (Akad Nikah)
- Prosesi sah secara agama Islam.
- Meski singkat, ini adalah momen utama yang menjadikan pernikahan sah di mata agama dan adat.
5. Panggih (Temu Manten)
- Prosesi pertemuan pertama mempelai pria dan wanita setelah ijab.
- Banyak simbol di dalamnya:
- Balangan Suruh (saling melempar sirih) → lambang saling membuka hati.
- Wijikan (mencuci kaki mempelai pria) → simbol pengabdian istri.
- Sinduran → orang tua mengapit pasangan pengantin di bawah kain sindur, simbol restu dan doa.
- Kembar Mayang → hiasan janur sebagai lambang doa kesuburan dan kelanggengan.
6. Resepsi / Pesta Adat
- Biasanya digelar dengan pakaian adat lengkap seperti kebaya, beskap, dan blangkon.
- Tamu undangan disambut dengan prosesi kirab manten dan adat sungkeman sebagai tanda bakti kepada orang tua.
Busana Pernikahan Adat Jawa
- Pengantin pria: Beskap, blangkon, keris.
- Pengantin wanita: Kebaya, kain jarik, paes (hiasan dahi khas), sanggul, dan bunga melati.
Simbol dan Makna Mendalam
- Setiap elemen (kain, bunga, bahkan tata cara duduk dan berjalan) punya makna:
- Paes Ageng: Simbol kedewasaan dan keanggunan.
- Melati: Kemurnian cinta dan kesetiaan.
- Keris: Keberanian dan tanggung jawab pria.
Penutup
Pernikahan adat Jawa bukan sekadar acara, melainkan perwujudan budaya yang telah dijaga turun-temurun. Di tengah modernisasi, tradisi ini tetap hidup karena mengandung nilai luhur yang relevan di setiap zaman: cinta, hormat, dan kebersamaan.
2. Pernikahan Adat Batak (Toba)

Sumber foto by: https://id.pinterest.com/pin/236720524156680271/
Jenis: Pernikahan Berdasarkan Marga
- Nggak boleh menikah satu marga (karena dianggap sedarah).
- Ada sistem “dalihan na tolu”, yaitu hubungan antara keluarga laki-laki dan perempuan.
- Upacara besar: “Martumpol” (pertunangan gerejawi) dan “Pamasu-masu” (pemberkatan & ulos).
Pendahuluan
Pernikahan dalam adat Batak Toba bukan hanya soal cinta antara dua orang, tapi tentang penyatuan dua marga, dua keluarga besar, dan tatanan adat yang sangat terstruktur. Setiap prosesi punya arti, aturan, dan peran yang jelas. Semuanya dilakukan demi menjaga kehormatan, kesatuan, dan kelanjutan garis keturunan.
Struktur Sosial yang Mendasari
Adat Batak Toba sangat dipengaruhi oleh sistem Dalihan Na Tolu, yaitu:
- Hula-hula: keluarga pihak istri
- Dongan Tubu: satu marga/sedarah
- Borang/Bere: pihak yang menerima perempuan (keluarga suami)
Dalam pernikahan, hula-hula sangat dihormati karena telah “memberi” perempuan kepada keluarga pria.
Rangkaian Prosesi Pernikahan Adat Batak Toba
1. Marhusip (Pembicaraan Rahasia)
- Pertemuan awal antara keluarga laki-laki dan perempuan untuk menyampaikan niat menikah.
- Bersifat informal dan hanya dihadiri oleh perwakilan keluarga.
2. Marhata Sinamot
- Pembahasan tentang sinamot (semacam mahar).
- Sinamot bukan “membeli” perempuan, tapi sebagai simbol penghormatan terhadap keluarga pihak perempuan.
3. Martumpol
- Pertunangan secara gerejawi (umumnya di gereja Protestan atau Katolik).
- Calon pengantin diumumkan secara resmi di hadapan jemaat.
4. Pemberkatan Nikah
- Dilakukan di gereja.
- Sah secara agama Kristen, dan jadi momen resmi pasangan menjadi suami istri.
5. Pesta Adat (Pesta Unjuk)
- Disinilah adat Batak benar-benar “bermain”.
- Prosesi meliputi:
- Mangulosi: pemberian ulos sebagai simbol restu dan penghangat rumah tangga.
- Tortor: tarian adat Batak sebagai bentuk sukacita.
- Tukar Ulos antar keluarga: simbol penyatuan dua marga.
- Pidato adat dan pemberian berkat dari para tetua adat.
- Pesta ini bisa besar dan berlangsung berjam-jam bahkan seharian penuh.
Busana Pernikahan Adat Batak Toba
- Pengantin pria: mengenakan sortali, baju adat Batak, dan ikat kepala khas.
- Pengantin wanita: mengenakan ulos, bulang (mahkota adat), dan kebaya khas Batak.
- Keduanya dililit ulos dari hula-hula sebagai tanda restu dan perlindungan.
Makna di Balik Tradisi
- Sinamot: wujud penghargaan, bukan nilai tukar.
- Ulos: simbol kehangatan, kasih sayang, dan doa restu.
- Tortor dan Gondang: ungkapan sukacita dan penghormatan pada leluhur.
- Pidato adat: menyampaikan nilai kehidupan, nasihat rumah tangga, dan tanggung jawab suami-istri.
Penutup
Pernikahan Adat Batak Toba adalah perpaduan antara adat, agama, dan keluarga. Tidak hanya mempererat dua individu, tetapi juga memperkuat jaringan sosial dan budaya antar marga. Di era modern, tradisi ini tetap hidup—kadang disesuaikan—namun makna filosofisnya tetap dijaga.
3. Pernikahan Adat Minangkabau

Sumber foto by: http://id.pinterest.com/pin/105553185010953143/
Jenis: Pernikahan Matrilineal
- Pihak perempuan yang “melamar” atau mengundang pihak pria.
- Upacara seperti maminang, batimbang tando, dan baralek gadang.
- Pria masuk ke dalam keluarga perempuan setelah menikah.
Pernikahan Adat Minangkabau: Cinta, Adat, dan Kuasa Perempuan
Pendahuluan
Pernikahan adat Minangkabau punya ciri khas yang sangat berbeda dari kebanyakan budaya di Indonesia: sistem matrilineal. Artinya, garis keturunan dan hak waris mengikuti jalur ibu. Karena itu, dalam pernikahan, pihak perempuan justru yang aktif meminang pria. Tradisi ini menempatkan perempuan sebagai penjaga adat dan rumah.
Ciri Khas Adat Minang dalam Pernikahan
- Garis keturunan dari ibu
- Pria “masuk” ke keluarga perempuan setelah menikah
- Upacara adat penuh nilai budaya, syair, dan petatah-petitih (nasihat adat)
Rangkaian Prosesi Pernikahan Adat Minangkabau
1. Maminang / Batimbang Tando (Melamar & Tukar Tanda)
- Pihak keluarga perempuan datang ke keluarga pria untuk melamar secara resmi.
- Ada tukar “tando” atau tanda, bisa berupa cincin atau benda pusaka sebagai bukti keseriusan.
2. Mahanta Siriah (Minta Restu)
- Calon pengantin meminta restu kepada keluarga besar dan ninik mamak (tetua adat).
- Sirih menjadi simbol utama dalam ritual ini—lambang penghormatan dan keikhlasan.
3. Babako-Babaki
- Keluarga pihak ayah dari mempelai perempuan memberikan sumbangan berupa uang, emas, atau perlengkapan rumah tangga.
- Ini bentuk tanggung jawab ayah kepada anak perempuannya.
4. Malam Bainai
- Malam sebelum akad nikah, calon pengantin wanita diberi pacar (bainai) di kuku jari.
- Diiringi nyanyian, doa, dan petatah-petitih.
- Bainai simbol restu, kecantikan, dan kesiapan menjalani rumah tangga.
5. Akad Nikah
- Sah secara agama, biasanya dilakukan di rumah atau masjid.
- Tetap sederhana, karena pesta besar justru dilakukan setelahnya.
6. Ale Alek / Baralek
- Resepsi adat yang sangat meriah.
- Pengantin memakai busana adat lengkap: Suntiang (mahkota emas tinggi) untuk wanita, baju kurung dan saluak untuk pria.
- Disertai tarian tradisional, pidato adat, dan musik talempong.
Busana Pengantin Minang
- Pengantin wanita: memakai suntiang gadang, kebaya/kain songket, penuh hiasan emas (simbol kebesaran).
- Pengantin pria: mengenakan teluk belanga, kain sarung, dan penutup kepala khas Minang.
Makna dan Filosofi
- Suntiang: menunjukkan bahwa perempuan Minang kuat, bijaksana, dan mampu memikul tanggung jawab.
- Tukar tando: tanda kepercayaan dan komitmen antar keluarga.
- Bainai: lambang kesiapan, restu, dan keberkahan.
- Baralek: simbol rasa syukur dan pengumuman resmi ke masyarakat bahwa pasangan telah sah.
Penutup
Pernikahan adat Minangkabau mencerminkan betapa kuatnya peran perempuan dalam adat dan keluarga. Meski zaman terus berubah, nilai-nilai kekeluargaan, penghormatan terhadap leluhur, dan semangat gotong royong tetap hidup dalam setiap baralek yang digelar.
4. Pernikahan Adat Bugis-Makassar

Sumber foto by: https://id.pinterest.com/pin/372743306678675284/
Jenis: Pernikahan Prestise & Simbol Status
- Dikenal dengan tradisi “uang panai”, yaitu mahar yang menunjukkan nilai dan status perempuan.
- Ada ritual Mapacci (pembersihan diri) sebelum akad.
- Bisa berlangsung sangat megah, kadang seperti pesta kerajaan.
Pernikahan Adat Bugis-Makassar: Kemegahan, Kehormatan, dan Simbol Status
Pendahuluan
Pernikahan adat Bugis-Makassar merupakan momen penting yang tidak hanya menyatukan dua insan, tetapi juga mempertemukan dua keluarga besar dalam ikatan adat, agama, dan kehormatan. Prosesi pernikahan ini sangat terstruktur, berjenjang, dan penuh makna, mulai dari tahap lamaran hingga pesta adat yang mewah.
Ciri Khas Pernikahan Bugis-Makassar
- Mengutamakan uang panai sebagai bentuk penghargaan kepada mempelai wanita.
- Peran besar keluarga, terutama para sesepuh dan orang tua.
- Menggabungkan unsur adat, Islam, dan nilai sosial.
- Proses adat yang panjang dan tidak bisa dilewati begitu saja.
Rangkaian Prosesi Pernikahan Adat Bugis-Makassar
1. Mappuce-puce (Merisik)
- Tahap di mana pihak keluarga pria mencari tahu latar belakang calon mempelai wanita secara diam-diam.
- Dilakukan dengan sopan agar tidak menyinggung pihak perempuan.
2. Madduta / Mappasiarekeng (Melamar Resmi)
- Keluarga pria mengirim perwakilan untuk melamar secara resmi.
- Dalam tahap ini akan dibicarakan jumlah uang panai, mas kawin, dan waktu pernikahan.
🪙 Uang Panai:
Bukan mahar, tapi bentuk tanggung jawab dan simbol penghargaan terhadap calon istri dan keluarganya. Nilainya tergantung status sosial, pendidikan, pekerjaan, dan keluarga perempuan.
3. Mappacci (Upacara Pembersihan Diri)
- Dilaksanakan malam sebelum akad nikah.
- Calon pengantin didoakan dan dibersihkan secara simbolis menggunakan daun pacar, wewangian, dan air suci.
- Tujuannya untuk menyucikan diri sebelum memasuki kehidupan rumah tangga.
4. Akad Nikah (Ijab Qabul)
- Dilakukan sesuai ajaran Islam, biasanya di rumah mempelai wanita.
- Sah secara agama dan menjadi momen resmi pengikatan kedua mempelai.
5. Pesta Adat / Resepsi
- Dikenal sangat mewah dan sakral.
- Pengantin akan diarak dalam kirab adat, mengenakan busana tradisional yang mencolok dan elegan.
- Diiringi musik tradisional, tarian (seperti Padduppa), dan prosesi penghormatan keluarga.
Busana Pengantin Bugis-Makassar
- Pengantin wanita: mengenakan baju bodo berlapis-lapis, dihiasi perhiasan emas atau perak, dengan mahkota khas.
- Pengantin pria: memakai jas tutup atau baju adat Bugis-Makassar lengkap dengan sarung, songkok, dan kris.
Makna dan Filosofi
- Uang Panai: simbol keseriusan dan kemampuan pria bertanggung jawab.
- Mappacci: membersihkan lahir batin sebelum memulai kehidupan baru.
- Kirab adat: memperkenalkan pasangan ke masyarakat sebagai suami istri yang sah.
- Pesta adat: bentuk syukur dan kebanggaan keluarga terhadap pernikahan.
Penutup
Pernikahan adat Bugis-Makassar adalah cerminan dari nilai kehormatan, keindahan, dan kesakralan tradisi. Meski banyak pasangan masa kini yang menggabungkannya dengan unsur modern, inti dari adat ini tetap dijaga: pernikahan bukan hanya menyatukan dua orang, tapi juga dua kehormatan keluarga.
5. Pernikahan Adat Bali

Sumber foto by: https://id.pinterest.com/pin/33495590972726256/
Jenis: Pernikahan Religius-Hindu
- Prosesi pernikahan sangat terkait dengan upacara agama Hindu Bali.
- Ada 2 jenis umum: “Ngerorod” (kawin lari secara adat) & “Memadik” (meminang resmi).
- Disertai dengan upacara manusa yadnya sebagai bagian dari daur hidup.
Pernikahan Adat Bali: Sakral, Spiritual, dan Penuh Simbol
Pendahuluan
Pernikahan dalam budaya Bali tidak hanya dimaknai sebagai penyatuan dua insan, tapi juga sebagai ritual keagamaan untuk mencapai keseimbangan hidup lahir dan batin. Karena itu, proses pernikahan dianggap suci dan sakral, dengan banyak rangkaian upacara yang mengikuti ajaran Hindu Dharma.
Ciri Khas Pernikahan Adat Bali
- Kental dengan nilai Hindu-Bali dan spiritualitas.
- Dianggap sebagai bagian dari Catur Warga (tahapan kehidupan).
- Upacara disebut sebagai “pawiwahan”.
- Bisa dilakukan secara formal (memadik) atau adat kawin lari (ngerorod).
Jenis Pernikahan dalam Adat Bali
1. Memadik (Lamaran Resmi)
- Bentuk pernikahan formal, di mana pihak pria melamar secara resmi ke pihak wanita.
- Melibatkan keluarga besar dan dilakukan dengan penuh tata krama.
2. Ngerorod (Kawin Lari Secara Adat)
- Pasangan “kabur” bersama-sama sebagai simbol tekad mereka menikah.
- Setelah itu, keluarga pria akan datang untuk melakukan negosiasi damai.
- Biasanya dilakukan ketika ada halangan sosial atau ekonomi dalam hubungan mereka.
📌 Menariknya, meskipun terdengar ekstrem, ngerorod tidak dianggap memalukan, melainkan bentuk keberanian dan tekad untuk bersatu.
Rangkaian Prosesi Pernikahan Adat Bali
1. Ngekeb
- Calon pengantin wanita diisolasi sehari sebelum pernikahan.
- Dimaksudkan untuk menyucikan dan menenangkan diri secara spiritual.
2. Mekala-kalaan (Upacara Penyatuan)
- Dianggap sebagai bagian dari Manusa Yadnya, yaitu upacara untuk manusia.
- Disaksikan oleh pemangku (pendeta), keluarga, dan masyarakat.
- Calon pengantin melakukan beberapa ritual seperti menyentuh api suci, air, dan simbol-simbol alam sebagai lambang kesiapan hidup berumah tangga.
3. Mewidhi Widana
- Upacara persembahan kepada para dewa sebagai bentuk permohonan restu atas pernikahan.
- Menunjukkan bahwa pernikahan dilakukan bukan hanya atas dasar cinta, tetapi juga dalam kerangka keagamaan.
4. Ngadilin / Mecaru
- Upacara penyucian rumah atau tempat yang akan ditinggali pasangan baru.
- Melibatkan persembahan dan doa untuk menjaga keharmonisan rumah tangga.
Busana Pengantin Bali
- Pengantin wanita: memakai kain songket, kebaya, dan gelungan agung (hiasan rambut/mahkota emas).
- Pengantin pria: mengenakan kamen (kain), baju adat Bali, dan penutup kepala udeng.
- Busana pengantin sangat mewah, penuh warna emas dan merah yang melambangkan kebesaran dan kemakmuran.
Makna dan Filosofi
- Api dan air dalam ritual: simbol kesucian dan penyatuan dua elemen kehidupan.
- Ngerorod: simbol kekuatan cinta dan tekad pribadi.
- Persembahan (banten): bentuk penghormatan terhadap leluhur dan alam semesta.
- Kesakralan pawiwahan: menjadikan pernikahan sebagai jalan menuju dharma (kebenaran hidup).
Penutup
Pernikahan adat Bali adalah contoh nyata bagaimana budaya dan agama bisa berpadu dalam harmoni. Setiap prosesi dijalankan dengan penuh khidmat, bukan hanya demi adat, tapi juga demi keseimbangan spiritual pasangan yang menikah. Meskipun banyak pasangan Bali kini melakukan pernikahan yang lebih modern, nilai-nilai luhur dalam pawiwahan tetap hidup dan dijaga dengan bangga.
6. Pernikahan Adat Dayak

Sumber foto by: https://id.pinterest.com/pin/135319163800064620/
Jenis: Pernikahan Ritual Komunal
- Banyak melibatkan masyarakat sekitar dan tokoh adat.
- Prosesi seperti “ngampet” dan “nyangahant”.
- Ada juga simbol seperti mandi bersama sebagai bentuk penyucian.
Pernikahan Adat Dayak: Harmoni Cinta, Alam, dan Leluhur
Pendahuluan
Suku Dayak terkenal dengan budayanya yang kuat, penuh penghormatan terhadap alam dan leluhur. Begitu juga dalam hal pernikahan, yang dianggap sebagai momen penting untuk menyatukan dua keluarga, dua roh leluhur, dan dua individu dalam keharmonisan hidup. Tradisi pernikahan ini bisa berbeda-beda tergantung sub-suku (seperti Dayak Kenyah, Iban, Ngaju, dll), tapi semangat dan nilai dasarnya sama.
Ciri Khas Pernikahan Adat Dayak
- Penuh dengan ritual spiritual dan adat sakral.
- Melibatkan dukun adat atau tokoh spiritual (biasanya disebut Balian).
- Upacara dilakukan secara komunal, dengan keikutsertaan warga desa atau komunitas.
- Terdapat tarian, nyanyian ritual, dan persembahan untuk roh leluhur.
Rangkaian Prosesi Pernikahan Adat Dayak
1. Ngayu / Melamar
- Keluarga laki-laki datang ke rumah perempuan untuk menyampaikan niat melamar.
- Jika diterima, keluarga perempuan akan memberikan “tanda terima” berupa benda adat atau sirih pinang.
2. Penentuan Mas Kawin (Belaki atau Peningsar)
- Mas kawin bisa berupa manik-manik, keris, alat pertanian, atau binatang ternak seperti babi atau ayam.
- Nilai mas kawin menyesuaikan status sosial dan kemampuan pihak pria.
3. Upacara Adat Pernikahan
- Dipimpin oleh balian atau tetua adat.
- Calon pengantin menjalani ritual penyucian diri. Kadang dilakukan juga:
- “Maningang” (pengikatan tali cinta dengan simbol adat)
- Tepung tawar, yaitu ritual pemberkatan dengan air suci dan ramuan tradisional.
- Persembahan untuk roh leluhur dibuat agar pernikahan mendapat restu alam dan roh nenek moyang.
4. Tari dan Musik Adat
- Tarian tradisional seperti Tari Giring-giring atau Tari Mandau akan dipertunjukkan.
- Musik dari alat tradisional seperti sape’ dan gong mengiringi acara.
- Pengantin bisa ikut menari sebagai bentuk sukacita dan penghormatan pada adat.
5. Pesta Komunal
- Masyarakat sekitar turut hadir membawa makanan, hasil bumi, atau hadiah.
- Makan bersama, bernyanyi, dan menari jadi penutup acara penuh sukacita.
Busana Pernikahan Adat Dayak
- Pengantin pria: mengenakan baju tradisional berbahan kain tenun, dihiasi bulu burung enggang, manik-manik, dan membawa mandau (senjata adat).
- Pengantin wanita: memakai mahkota, kalung manik, dan pakaian adat berhiaskan ukiran khas Dayak.
Makna dan Filosofi
- Mandau: simbol keberanian dan tanggung jawab sebagai kepala keluarga.
- Manik-manik: lambang kemurnian, kemakmuran, dan perlindungan roh leluhur.
- Ritual penyucian: membersihkan energi buruk agar rumah tangga dimulai dengan berkah.
- Pesta komunal: pernikahan bukan hanya milik dua orang, tapi seluruh komunitas.
Penutup
Pernikahan adat Dayak bukan hanya penyatuan dua insan, tapi penyelarasan antara manusia, alam, dan dunia roh. Nilai-nilai ini membuat pernikahan menjadi lebih dari sekadar seremoni, melainkan ritual sakral yang memperkuat hubungan spiritual dan sosial. Hingga kini, meskipun zaman sudah modern, banyak keluarga Dayak tetap melestarikan prosesi ini sebagai bentuk kebanggaan terhadap jati diri mereka.
7. Pernikahan Adat Papua

Sumber foto by: https://id.pinterest.com/pin/416653403044542566/
Jenis: Pernikahan Komunal dengan Maskawin Tradisional
- Melibatkan pemberian mas kawin, biasanya berupa babi, kerang, atau peralatan tradisional.
- Prosesi sangat meriah, sering disertai tari-tarian dan pesta adat selama berhari-hari.
Pernikahan Adat Papua: Simbol Kehormatan, Alam, dan Komunitas
Pendahuluan
Pernikahan dalam budaya Papua bukan hanya hubungan pribadi, tapi merupakan ikatan sosial dan budaya antar dua keluarga besar. Upacara ini menggabungkan adat, spiritualitas, dan nilai alam, dengan prosesi yang melibatkan tokoh adat, komunitas, serta pemberian maskawin yang khas dan simbolik.
Ciri Khas Pernikahan Adat Papua
- Maskawin tradisional berupa babi, manik-manik, noken, atau barang kerajinan.
- Prosesi yang dilaksanakan secara komunal, dengan kehadiran seluruh warga kampung.
- Pentingnya peran tokoh adat dalam meresmikan pernikahan.
- Biasanya dilakukan di alam terbuka atau rumah adat (honai).
Rangkaian Prosesi Pernikahan Adat Papua (umum, misalnya suku Dani)
1. Penjajakan / Lamaran
- Keluarga laki-laki menyampaikan niat kepada keluarga perempuan.
- Biasanya didahului dengan “penyelidikan” tentang latar belakang keluarga perempuan.
- Jika disetujui, pihak pria mulai menyiapkan maskawin.
2. Pemberian Maskawin
- Inilah salah satu bagian terpenting.
- Maskawin bisa berupa:
- Babi (simbol kekayaan dan keseriusan)
- Manik-manik tradisional
- Kapak batu / senjata adat
- Noken (tas tradisional Papua)
- Semakin tinggi status perempuan, semakin besar jumlah maskawin yang diberikan.
Di suku Dani, maskawin bisa mencapai 5–10 ekor babi atau lebih, tergantung posisi sosial dan persetujuan keluarga.
3. Upacara Adat
- Dipimpin oleh tetua adat.
- Pasangan akan dikenalkan secara resmi kepada komunitas.
- Dilakukan ritual adat berupa:
- Tarian tradisional
- Pemakaian simbol alam, seperti bulu burung cenderawasih, lukisan tubuh, atau mahkota dari daun.
- Sumpah adat untuk menjaga keharmonisan rumah tangga.
4. Pesta Komunal
- Makanan utama biasanya daging babi yang dimasak dengan cara tradisional: bakar batu.
- Komunitas akan makan bersama, menari, dan menyanyi untuk merayakan penyatuan dua keluarga.
Busana Pengantin Adat Papua
- Pria: mengenakan koteka (untuk suku pegunungan), penutup kepala dari bulu burung, dan lukisan tubuh.
- Wanita: memakai rok rumbai, noken sebagai hiasan, kalung dari tulang atau kerang, dan cat tubuh alami.
- Hiasan alam digunakan sebagai simbol keterhubungan manusia dengan alam sekitarnya.
Makna dan Filosofi
- Babi: lambang kekayaan, status sosial, dan komitmen.
- Tarian dan nyanyian adat: bentuk penghormatan kepada leluhur.
- Lukisan tubuh: menggambarkan identitas dan kebanggaan suku.
- Pesta bakar batu: simbol rasa syukur dan solidaritas sosial.
Penutup
Pernikahan adat Papua bukan hanya soal dua orang, tapi tentang ikatan budaya, spiritualitas, dan penghormatan kepada alam dan leluhur. Di tengah modernisasi, masih banyak masyarakat Papua yang bangga menjaga warisan ini, sebagai jati diri yang tak ternilai.
Tunggu apa lagi? Yuk, ajak bestie atau keluarga kamu ke Royal ole2 untuk berbelanja oleh-oleh,tersedia 2000 varian oleh oleh didalam nya.
Cari produk oleh oleh lainya cuma di Royal Ole2
Jangan lewatkan update royalole2 di Instagram Royal Ole2