Email Address

info@royalole2.com

Our Location

Jl. Ir. Soekarno No.112 Kota Batu

Kraton Yogyakarta : Wisata Budaya di Hati Yogyakarta

Kraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta adalah istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, yang merupakan pusat pemerintahan dan kebudayaan Kesultanan Yogyakarta. Keraton ini tidak hanya sekadar bangunan megah, tetapi juga merupakan jantung dari identitas dan warisan budaya Jawa.

Sumber Foto By : https://jogja.jpnn.com/jogja-terkini/9985/sidang-gugatan-keraton-jogja-terhadap-pt-kai-digelar-12-november

Apa itu Keraton?

Kata “kraton” berasal dari bahasa Jawa yang berarti “tempat tinggal raja”. Namun, Keraton Yogyakarta bukanlah sekadar tempat tinggal Sultan, melainkan juga pusat pemerintahan, pusat kebudayaan, dan simbol kekuasaan Kesultanan Yogyakarta.

Sejarah Singkat Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta didirikan pada tahun 1755 oleh Sri Sultan Hamengkubuwana I setelah Perjanjian Giyanti membagi wilayah kekuasaan Mataram menjadi dua, yaitu Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Pemilihan lokasi Keraton Yogyakarta pun penuh pertimbangan, dengan harapan dapat menjadi pusat kekuatan baru dan simbol persatuan.

Fungsi Keraton Yogyakarta

  • Pusat Pemerintahan: Keraton Yogyakarta merupakan pusat pemerintahan Kesultanan Yogyakarta, di mana Sultan memimpin dan menjalankan pemerintahan.
  • Pusat Kebudayaan: Keraton Yogyakarta menjadi pusat pelestarian dan pengembangan budaya Jawa, seperti gamelan, tari, batik, dan keris.
  • Simbol Kekuasaan: Keraton Yogyakarta adalah representasi dari kekuasaan dan keagungan Kesultanan Yogyakarta.
  • Tempat Tinggal Keluarga Sultan: Keraton Yogyakarta juga berfungsi sebagai tempat tinggal Sultan dan keluarganya.

Arsitektur dan Tata Ruang Keraton Yogyakarta

Arsitektur Keraton Yogyakarta sangat khas dan mencerminkan budaya Jawa. Beberapa ciri khasnya antara lain:

  • Pendopo: Bangunan terbuka dengan atap joglo yang digunakan untuk berbagai kegiatan, seperti pertemuan dan pertunjukan.
  • Bangsal: Bangunan tertutup yang digunakan untuk ruang pribadi Sultan atau kegiatan-kegiatan tertentu.
  • Gapura: Gerbang masuk yang memiliki makna simbolis dan biasanya dihiasi dengan ukiran.
  • Taman: Taman yang terdapat di dalam kompleks Keraton berfungsi sebagai tempat rekreasi dan memiliki makna filosofis.

Tata ruang Keraton Yogyakarta terbagi menjadi beberapa kompleks, seperti kompleks utama, kompleks dalam, dan kompleks luar, masing-masing memiliki fungsi dan makna yang berbeda.

Sumber Foto By : https://ihgma.com/wisatawan-bisa-saksikan-pertunjukan-musik-spesial-di-keraton-yogyakarta-pada-1-maret-2023/

Budaya dan Tradisi di Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta memiliki kekayaan budaya dan tradisi yang sangat beragam, antara lain:

  • Gamelan: Musik tradisional Jawa yang sangat penting dalam berbagai upacara dan pertunjukan di Keraton.
  • Tari: Berbagai jenis tarian klasik Jawa, seperti tari Bedhaya dan tari Srimpi, sering dipentaskan di Keraton.
  • Batik: Batik Keraton Yogyakarta memiliki motif-motif yang khas dan sarat makna.
  • Keris: Senjata tradisional Jawa yang memiliki nilai sejarah dan mistis tinggi.
  • Upacara Adat: Berbagai upacara adat seperti grebeg, labuhan, dan tingalan masih dilaksanakan secara rutin di Keraton Yogyakarta.

Keraton Yogyakarta sebagai Destinasi Wisata

Keraton Yogyakarta tidak hanya penting bagi masyarakat Jawa, tetapi juga menjadi destinasi wisata yang menarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Wisatawan dapat mengunjungi berbagai bangunan bersejarah, menyaksikan pertunjukan seni, dan mempelajari lebih lanjut tentang budaya Jawa.

Perjanjian Giyanti dan Pembagian Kekuasaan

Pada tahun 1755, terjadi perjanjian antara pihak Belanda dengan para pemimpin kerajaan Mataram Islam yang dikenal sebagai Perjanjian Giyanti. Perjanjian ini membagi wilayah kekuasaan Mataram menjadi dua bagian, yaitu:

  • Kasultanan Surakarta: Dipimpin oleh seorang Sunan.
  • Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat: Dipimpin oleh seorang Sultan.

Pembagian ini dilakukan dengan tujuan untuk melemahkan kekuatan Mataram Islam dan memperkuat pengaruh Belanda di Pulau Jawa.

Berdirinya Keraton Yogyakarta

Sri Sultan Hamengkubuwana I, yang menjadi pemimpin Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, kemudian membangun Keraton Yogyakarta sebagai pusat pemerintahannya. Pembangunan dimulai pada tahun 1755 dan selesai beberapa tahun kemudian.

Mengapa Yogyakarta Dipilih?

Pemilihan lokasi Yogyakarta sebagai pusat pemerintahan memiliki beberapa pertimbangan, di antaranya:

  • Strategis: Letak Yogyakarta yang strategis memudahkan akses ke berbagai wilayah di Jawa.
  • Simbol perlawanan: Yogyakarta dipilih sebagai simbol perlawanan terhadap kekuasaan kolonial Belanda.
  • Pusat budaya: Yogyakarta memiliki sejarah panjang sebagai pusat kebudayaan Jawa.

Filosofi di Balik Pembangunan Keraton

Pembangunan Keraton Yogyakarta tidak hanya didorong oleh kepentingan politik, tetapi juga mengandung filosofi yang mendalam. Keraton dirancang sebagai mikrokosmos dari alam semesta, dengan tata letak dan bangunan yang memiliki makna simbolis.

Peran Keraton Yogyakarta dalam Sejarah

Sejak berdirinya, Keraton Yogyakarta telah memainkan peran yang sangat penting dalam sejarah Indonesia. Keraton tidak hanya menjadi pusat pemerintahan dan kebudayaan, tetapi juga menjadi simbol perlawanan terhadap penjajahan.

Warisan Budaya yang Kaya

Keraton Yogyakarta menyimpan kekayaan budaya Jawa yang sangat beragam, meliputi:

  • Gamelan: Musik tradisional Jawa yang menjadi ciri khas Keraton.
  • Tari: Berbagai jenis tarian klasik Jawa, seperti Bedhaya dan Srimpi.
  • Batik: Batik Keraton memiliki motif-motif yang khas dan sarat makna.
  • Keris: Senjata tradisional Jawa yang memiliki nilai sejarah dan mistis tinggi.
  • Upacara Adat: Berbagai upacara adat seperti grebeg, labuhan, dan tingalan masih dilaksanakan secara rutin.

Keraton Yogyakarta hingga Saat Ini

Hingga saat ini, Keraton Yogyakarta masih berfungsi sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan menjadi salah satu destinasi wisata yang paling populer di Indonesia. Keraton Yogyakarta tidak hanya menyimpan nilai sejarah yang tinggi, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi perkembangan seni dan budaya Jawa.

Sumber Foto By : https://www.gudeg.net/direktori/3869/museum-keraton-yogyakarta.html

Perkembangan Keraton Yogyakarta di Era ModernS

Keraton Yogyakarta, sebagai pusat budaya dan pemerintahan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, terus mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu, khususnya di era modern. Meski begitu, upaya pelestarian tradisi dan nilai-nilai luhur tetap menjadi prioritas utama.

Tantangan dan Adaptasi

Keraton Yogyakarta menghadapi beberapa tantangan dalam mempertahankan eksistensinya di era modern, antara lain:

  • Modernisasi: Perubahan gaya hidup masyarakat dan perkembangan teknologi menjadi tantangan tersendiri.
  • Pelestarian Budaya: Menjaga kelangsungan tradisi dan nilai-nilai luhur di tengah arus globalisasi.
  • Peran dalam Pemerintahan: Menyesuaikan peran Keraton dalam struktur pemerintahan modern.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, Keraton Yogyakarta melakukan berbagai upaya adaptasi, seperti:

  • Pemanfaatan Teknologi: Keraton mulai memanfaatkan teknologi untuk mempromosikan budaya Jawa dan mengelola berbagai kegiatan.
  • Pendidikan: Keraton aktif dalam bidang pendidikan, baik melalui sekolah-sekolah yang dikelolanya maupun program-program pelestarian budaya.
  • Pariwisata: Keraton membuka diri untuk menjadi destinasi wisata, namun tetap menjaga nilai-nilai kesakralan.
  • Kolaborasi: Keraton menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, untuk mengembangkan potensi yang dimiliki.

Peran Keraton Yogyakarta di Era Modern

Meskipun mengalami perubahan, Keraton Yogyakarta tetap memiliki peran yang sangat penting, yaitu:

  • Pusat Pelestarian Budaya: Keraton terus berperan aktif dalam melestarikan dan mengembangkan budaya Jawa.
  • Simbol Identitas: Keraton tetap menjadi simbol identitas dan kebanggaan masyarakat Yogyakarta.
  • Kontribusi dalam Pembangunan: Keraton turut berkontribusi dalam pembangunan daerah, baik dalam bidang sosial, budaya, maupun ekonomi.

Contoh-contoh Perkembangan

Beberapa contoh perkembangan Keraton Yogyakarta di era modern antara lain:

  • Pengembangan Wisata Budaya: Keraton membuka beberapa kompleks bangunan untuk umum, seperti Bangsal Kencana dan Siti Hinggil.
  • Penyelenggaraan Festival Budaya: Keraton secara rutin menyelenggarakan berbagai festival budaya, seperti Sekaten dan Grebeg Mulya.
  • Pemanfaatan Media Sosial: Keraton aktif menggunakan media sosial untuk berkomunikasi dengan masyarakat dan mempromosikan kegiatan-kegiatannya.
  • Keterlibatan dalam Pendidikan: Keraton mendirikan sekolah-sekolah yang mengajarkan budaya Jawa, seperti Kraton School.

Tantangan ke Depan

Ke depan, Keraton Yogyakarta masih akan menghadapi berbagai tantangan, seperti:

  • Perubahan Iklim: Keraton perlu melakukan upaya adaptasi terhadap perubahan iklim yang dapat mengancam kelestarian bangunan dan lingkungan sekitarnya.
  • Perkembangan Teknologi: Keraton perlu terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi agar tetap relevan.
  • Pelestarian Nilai-nilai Tradisional: Menjaga nilai-nilai tradisional di tengah pengaruh budaya global.

Keraton Yogyakarta di Mata Masyarakat Setempat

Keraton Yogyakarta bukan sekadar bangunan bersejarah, tetapi juga merupakan jantung spiritual dan budaya bagi masyarakat Yogyakarta. Bagi masyarakat setempat, Keraton memiliki makna yang sangat dalam dan mendalam, melebihi sekedar sebuah situs wisata.

Peran Keraton dalam Kehidupan Masyarakat

  • Simbol Identitas: Keraton adalah simbol identitas dan kebanggaan masyarakat Yogyakarta. Keberadaannya menjadi pemersatu dan penguat rasa memiliki terhadap kota Yogyakarta.
  • Pusat Spiritual: Keraton sering dianggap sebagai tempat yang sakral dan memiliki kekuatan spiritual. Banyak masyarakat yang datang untuk berdoa dan meminta berkah.
  • Pelindung: Keraton dianggap sebagai pelindung masyarakat dari segala macam bahaya. Sultan seringkali dipandang sebagai sosok yang bijaksana dan arif.
  • Pusat Kebudayaan: Keraton menjadi pusat pelestarian dan pengembangan budaya Jawa. Masyarakat dapat belajar tentang sejarah, seni, dan tradisi Jawa di Keraton.
  • Tempat Wisata Religi: Banyak masyarakat yang melakukan ziarah ke makam para raja di kompleks Keraton.

Nilai-nilai yang Dijunjung Tinggi

Masyarakat Yogyakarta menjunjung tinggi nilai-nilai yang diajarkan oleh Keraton, seperti:

  • Gotong royong: Semangat kerjasama dan tolong menolong.
  • Kesantunan: Sopan santun dalam bertutur kata dan berperilaku.
  • Hormat kepada yang lebih tua: Menghormati orang tua, guru, dan pemimpin.
  • Kerukunan: Hidup rukun dan damai dengan sesama.

Peran Keraton dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam kehidupan sehari-hari, pengaruh Keraton masih sangat terasa, misalnya:

  • Upacara Adat: Masyarakat masih sering mengadakan upacara adat yang berpusat di Keraton atau mengikuti tradisi yang berasal dari Keraton.
  • Busana: Batik Keraton menjadi pakaian yang sering digunakan dalam acara-acara resmi atau adat.
  • Bahasa: Bahasa Jawa Krama Inggil yang digunakan di Keraton masih sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, terutama dalam acara-acara formal.
  • Seni dan Budaya: Masyarakat Yogyakarta sangat aktif dalam melestarikan seni dan budaya Jawa, seperti gamelan, tari, dan wayang kulit.

Tentu, saat berkunjung ke Keraton Yogyakarta, Anda tidak hanya akan dimanjakan oleh keindahan arsitektur dan kekayaan budaya, tetapi juga oleh kelezatan kuliner khasnya. Berikut beberapa hidangan yang bisa Anda nikmati:

Kuliner Khas Keraton Yogyakarta

  • Brongkos:
    • Hidangan berkuah santan dengan campuran daging sapi, tempe, tahu, dan sayuran.
    • Rasanya gurih dan sedikit pedas, sangat cocok dinikmati saat cuaca dingin.

Sumber Foto By : https://www.royco.co.id/r/resep-brongkos-daging-dengan-tiga-jenis-kacang.html/230702

  • Gudeg:
    • Kuliner legendaris Yogyakarta yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan dan bumbu rempah.
    • Biasanya disajikan dengan nasi putih, telur, ayam kampung, dan krecek.

SumberFoto By : https://www.ptsuparmatbk.com/article/gudeg-berasal-dari

  • Nasi Liwet:
    • Nasi yang dimasak dengan santan, sayuran, dan lauk pauk seperti ayam, telur, atau ikan.
    • Rasanya gurih dan aromanya sangat menggugah selera.

Sumber Foto By : https://jogja.idntimes.com/food/dining-guide/alicia-diahwahyuningtyas/rekomendasi-nasi-liwet-di-jogja-c1c2

  • Sate Klatak:
    • Sate khas Yogyakarta yang terbuat dari daging kambing muda yang ditusuk pada potongan tulang.
    • Dimasak dengan bumbu sederhana namun menghasilkan rasa yang sangat lezat.

Sumber Foto By : https://www.masakapahariini.com/resep/resep-sate-klatak-jogja/

  • Bakpia Pathok:
    • Kue kering khas Yogyakarta dengan isian kacang hijau halus.
    • Teksturnya lembut dan rasanya manis.

Sumber Foto By : https://www.goodnewsfromindonesia.id/2022/11/18/bakpia-pathok-camilan-legend-khas-jogjakarta-sejak-tahun-1940-an

  • Wedang Ronde:
    • Minuman hangat yang terbuat dari bola-bola berisi kacang tanah yang direbus dalam kuah jahe.
    • Sangat cocok dinikmati saat cuaca dingin.

Sumber Foto By : https://www.kompas.com/food/read/2021/12/31/191100875/resep-wedang-ronde-pelangi-bisa-untuk-jualan-#google_vignette

Kuliner Khas Keraton yang Lebih Eksklusif

Selain kuliner yang mudah ditemui, ada beberapa hidangan khas Keraton yang biasanya hanya disajikan dalam acara-acara khusus, seperti:

  • Nasi Blawong: Nasi rempah yang disajikan dengan lauk pauk istimewa, biasanya menjadi menu utama saat ulang tahun Sultan.
  • Gecok Ganem: Hidangan berbahan dasar daging sapi yang dimasak dengan bumbu khas.
  • Urip-urip Gulung: Kuliner berbahan dasar ikan yang dibungkus dengan daun pisang.

Mencicipi Kuliner di Sekitar Keraton

Anda dapat menemukan berbagai macam kuliner khas Yogyakarta di sekitar Keraton, baik di warung makan sederhana maupun restoran yang lebih mewah. Beberapa tempat yang bisa Anda kunjungi antara lain:

  • Warung makan di sekitar Jalan Malioboro: Anda akan menemukan banyak pilihan kuliner dengan harga yang terjangkau.
  • Restoran di kawasan Kotagede: Kawasan ini terkenal dengan kuliner tradisional Jawa.
  • Pasar Beringharjo: Selain membeli oleh-oleh, Anda juga bisa mencicipi berbagai jajanan pasar.

Tips:

  • Datanglah lebih pagi untuk menikmati suasana yang lebih tenang dan mendapatkan pilihan makanan yang lebih lengkap.
  • Cobalah makanan yang disajikan di atas daun pisang untuk merasakan pengalaman kuliner yang lebih autentik.
  • Jangan ragu untuk menanyakan rekomendasi kepada penduduk setempat.

Dengan mencicipi kuliner khas Yogyakarta, Anda akan semakin merasakan kekayaan budaya dan cita rasa yang unik dari kota ini. Selamat menikmati!

Tunggu apa lagi? Yuk, ajak bestie atau keluarga kamu ke Kraton Yogyakarta dan ciptakan momen indah yang tak terlupakan!

Cari produk oleh oleh lainya cuma di Royal Ole2

Jangan lewatkan update royalole2 di Instagram Royal Ole2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *